Selalu menjadi sebuah momen yang indah ketika Asma, teman sekelas saya dari kota Menya membawa mahshi ke kampus. Duduk mengelilingi meja, menikmati mahshi dalam jumlah yang tak terhitung, ditambah dengan lauk daging rebus sambil sesekali saling melempar joke untuk teman yang can't stop eating. Unforgetable bangeeeet!!!
Biasanya waktu break sampai tak cukup hingga "Mahshi Party" terpaksa dilanjutkan pada break kedua. Bentuknya yang mirip dengan makanan dadar dulung tersebut memang tak bosan dimakan dan rasanya sangat Spicy karna kaya bumbu.
Mahshi yang dibawa teman saya hanya terbuat dari kubis atau daun kol (cabbage). Namun, dalam kuliner Mesir sebenarnya ada beraneka ragam sayur yang dipakai untuk membuat mahshi seperti paprika, terung, kusya (zucchini), tomat dan daun anggur atau yang lebih populer dengan sebutan wara' enab.
Mahshi tergolong jenis makanan appetizer dan termasuk gampang-gampang susah membuatnya. Di atas penggorengan, bawang merah ditumis bersama merica, kayu manis, tomat pasta, garam dan terakhir beras. Lalu setelah diangkat, ditambah dengan irisan daun ketumbar (coriander), ba' dunis (parsley) dan daun shabat (dill herbs). Setelah didiamkan sekitar 15 menit, adonan tersebut dibungkus dengan lembaran daun kol (kubis) yang telah dikukus atau dimasukkan ke dalam sayuran yang diinginkan. Selanjutnya mahshi tersebut dimasak dalam air kaldu hingga matang. Tentunya, jika ingin memakai sayuran seperti tomat, terung, kusya dan paprika harus dibersihkan isinya terlebih dahulu. Kalau ingin lebih mudah, bumbu-bumbu instan dengan nama Mahshi Mix banyak dijual di berbagai toko ataupun supermarket. Juga wara' enab frozen (beku) yang siap masak. Dalam suatu kesempatan saya membuat mahshi dengan mengantongi resep dari teman Mesir, namun karna rasanya kurang Mesir banget, akhirnya saya tambahkan bumbu instan mahshi dan akhirnya worth to try deh, heheheheheh
Lagi-lagi, saya menemukan bahwa mahshi dan wara' enab ternyata bukanlah masakan orisinil dari Mesir. Originally from Turkey, dikenal dengan nama Dolma dan selanjutnya merupakan makanan yang populer di negara-negara mediteranian karna pengaruh Kerajaan Ottoman. Di Yunani, wara' enab atau dolma dikenal dengan nama dolmades. Sedangkan di Swedia, dikenal dengan nama kaldomar dan tak lain merupakan inspirasi dari dolma yang dibawa oleh pemerintahan Ottoman di awal tahun 1700. Tak beda dengan Mesir, di negara-negara seperti Turki, Yunani, Romania, Bosnia, Macedonia dan Serbia biasanya mereka menambahkan daging atau jamur (mushrooms) kedalam adonan mahshi tersebut dan dimakan dalam keadaan hangat bersama mashed potato (kentang yang dihaluskan) disertai aneka macam saus seperti lemon-like sauce atau yoghurt-cucumber sauce.
Untuk mahshi yang dibungkus dengan daun kol, juga dikenal dengan nama Sarma (yang berarti wrapping atau rolling) di Eropa tengah, Eropa Timur, Kroasia dan Negara Balkan. Di beberapa negara seperti Romania, mahshi disebut Sarmale, Golubtsy di Russia dan Kohlroulade atau Krautwickel di Jerman.
Di Mesir -Kairo khususnya- tak ada warung khusus yang menjual mahshi karna merupakan jenis home cooking. Namun dibeberapa tempat seperti Khan Khalili, sekitar masjid Husein, Al-Azhar dan daerah-daerah Old Cairo lain ada beberapa warung makan (mat'am) yang menjual mahshi wara’ enab. Juga di beberapa tempat yang menjual falafel atau tho'miyah, biasanya mereka menyediakan mahshi, meski sangat jarang dijumpai.
By : Mae (Thanks to Asma 4 the tasty mahshi)
I'm Not A Chef, Not Yet a Gourmet
Hanya Pecinta KuLiner.
Biasanya waktu break sampai tak cukup hingga "Mahshi Party" terpaksa dilanjutkan pada break kedua. Bentuknya yang mirip dengan makanan dadar dulung tersebut memang tak bosan dimakan dan rasanya sangat Spicy karna kaya bumbu.
Mahshi yang dibawa teman saya hanya terbuat dari kubis atau daun kol (cabbage). Namun, dalam kuliner Mesir sebenarnya ada beraneka ragam sayur yang dipakai untuk membuat mahshi seperti paprika, terung, kusya (zucchini), tomat dan daun anggur atau yang lebih populer dengan sebutan wara' enab.
Mahshi tergolong jenis makanan appetizer dan termasuk gampang-gampang susah membuatnya. Di atas penggorengan, bawang merah ditumis bersama merica, kayu manis, tomat pasta, garam dan terakhir beras. Lalu setelah diangkat, ditambah dengan irisan daun ketumbar (coriander), ba' dunis (parsley) dan daun shabat (dill herbs). Setelah didiamkan sekitar 15 menit, adonan tersebut dibungkus dengan lembaran daun kol (kubis) yang telah dikukus atau dimasukkan ke dalam sayuran yang diinginkan. Selanjutnya mahshi tersebut dimasak dalam air kaldu hingga matang. Tentunya, jika ingin memakai sayuran seperti tomat, terung, kusya dan paprika harus dibersihkan isinya terlebih dahulu. Kalau ingin lebih mudah, bumbu-bumbu instan dengan nama Mahshi Mix banyak dijual di berbagai toko ataupun supermarket. Juga wara' enab frozen (beku) yang siap masak. Dalam suatu kesempatan saya membuat mahshi dengan mengantongi resep dari teman Mesir, namun karna rasanya kurang Mesir banget, akhirnya saya tambahkan bumbu instan mahshi dan akhirnya worth to try deh, heheheheheh
Lagi-lagi, saya menemukan bahwa mahshi dan wara' enab ternyata bukanlah masakan orisinil dari Mesir. Originally from Turkey, dikenal dengan nama Dolma dan selanjutnya merupakan makanan yang populer di negara-negara mediteranian karna pengaruh Kerajaan Ottoman. Di Yunani, wara' enab atau dolma dikenal dengan nama dolmades. Sedangkan di Swedia, dikenal dengan nama kaldomar dan tak lain merupakan inspirasi dari dolma yang dibawa oleh pemerintahan Ottoman di awal tahun 1700. Tak beda dengan Mesir, di negara-negara seperti Turki, Yunani, Romania, Bosnia, Macedonia dan Serbia biasanya mereka menambahkan daging atau jamur (mushrooms) kedalam adonan mahshi tersebut dan dimakan dalam keadaan hangat bersama mashed potato (kentang yang dihaluskan) disertai aneka macam saus seperti lemon-like sauce atau yoghurt-cucumber sauce.
Untuk mahshi yang dibungkus dengan daun kol, juga dikenal dengan nama Sarma (yang berarti wrapping atau rolling) di Eropa tengah, Eropa Timur, Kroasia dan Negara Balkan. Di beberapa negara seperti Romania, mahshi disebut Sarmale, Golubtsy di Russia dan Kohlroulade atau Krautwickel di Jerman.
Di Mesir -Kairo khususnya- tak ada warung khusus yang menjual mahshi karna merupakan jenis home cooking. Namun dibeberapa tempat seperti Khan Khalili, sekitar masjid Husein, Al-Azhar dan daerah-daerah Old Cairo lain ada beberapa warung makan (mat'am) yang menjual mahshi wara’ enab. Juga di beberapa tempat yang menjual falafel atau tho'miyah, biasanya mereka menyediakan mahshi, meski sangat jarang dijumpai.
By : Mae (Thanks to Asma 4 the tasty mahshi)
I'm Not A Chef, Not Yet a Gourmet
Hanya Pecinta KuLiner.
No comments:
Post a Comment