At bottom every man knows well enough that he/she is a unique being, only once on this earth -Nietzsche-

Daisypath Anniversary tickers

Tuesday, February 07, 2006

Kuskusi, kuskusu atau Couscous

Setiap kali mengunjungi pasar Attaba untuk mencari majalah bekas di flea market (Azbakeyya), saya selalu menyempatkan diri untuk membeli Kuskusi yang memang hanya dijual di tempat-tempat tertentu seperti Attaba, Khan Khalili dan Tahrir. Makanan ini umumnya dijual diatas gerobak sederhana. Ditempatkan di dalam steamer (kukusan) berbentuk datar dan dipadatkan hingga membentuk setengah lingkaran. Diatasnya diberi hiasan berupa kelapa kering dan kismis lalu ditutup dengan plastik. Biasanya saya membeli sekitar satu atau dua porsi untuk dibawa pulang. Di beberapa tempat yang menjual sweets, kuskusi ditempatkan di cetakan-cetakan kecil dan tentu saja lebih terjamin kebersihannya.

Saat memakannya untuk pertama kali, langsung saya teringat akan kue putu bumbung yang biasa dijual secara keliling di Indonesia. Meski disajikan dan dibuat dari bahan yang sama sekali berbeda, namun saya sempat tertipu karna menyangka Kuskusi juga terbuat dari tepung beras seperti kue putu. Kalau kue putu bumbung dicetak di dalam potongan-potongan bambu sepanjang kurang lebih 10 cm dan diberi isi gula merah, lalu setelah dikukus kue tersebut didorong dengan alat khusus yang terbuat dari potongan kayu. Beda halnya dengan Kuskusi, karna sudah dipanaskan diatas steamer, maka penyajiannya langsung ditaruh didalam mangkuk dan diberi topping berupa samnah (mentega) yang dicairkan serta taburan gula halus. Rasanya gurih dan manis, apalagi ada kismis dan kelapa kering didalamnya

Di Mesir, kuskusi merupakan jenis masakan homemade dan tidak dijual di sembarang tempat. Kalaupun ada sangat jarang. Saat bertanya kepada salah seorang teman Mesir di kampus, dia menjelaskan bahwa di rumah dia biasa memakan kuskusi dengan campuran sawi, wortel dan kacang polong. Ooooo....saya pikir kuskusi dikategorikan sebagai hidangan manis.

Lain halnya di Maroko. Disana masyarakat menyebutnya Kuskusu dan merupakan salah satu makanan pokok (primary staple food). Juga dibeberapa tempat di Tunisia, Libya, Yahudi, Afrika Barat dan Timur Tengah. Disana kuskusu dimasak bersama sayuran, daging, ayam bahkan ikan dengan tambahan bumbu-bumbu khas. Di Eropa, orang biasa menyebutnya Couscous dan termasuk jenis makanan yang cukup populer terutama di Prancis. Biasanya dihidangkan sebagai salad atau pelengkap.

Kuskusi dibuat dari tepung semolina (hasil olahan dari jenis serealia berupa millet atau sorghurm) yang juga dikenal sebagai bahan pembuat pasta. Cara pembuatannya cukup rumit. Menurut penuturan seorang Ibu-ibu Mesir, tepung semolina tersebut disiram dengan air lalu diayak hingga menjadi bulir-bulir kecil. Untuk memisahkan bulir-bulir tersebut, cukup dengan menaburkan semolina yang masih kering. Kemudian untuk tepung yang ikut larut dalam saringan, ayak kembali dan taburi dengan semolina kering hingga menjadi bulir-bulir. Selanjutnya kuskusi tersebut dikukus dua hingga tiga kali. Setelah matang, kuskusi akan berwarna terang dan lunak serta tidak lengket, mirip seperti adonan kue putu bumbung sebelum dicetak. Bagi yang tak ingin repot, kuskusi instan yang pre-steamed juga banyak dijual di berbagai toko dan supermarket. Cukup dengan menuangkan kuskusi kedalam air panas dan ditambah dengan gula atau sayur, dalam beberapa menit kuskusi, kuskusu atau couscous ini ready for consumption.

By : Mae

I'm Not A Chef, nOt yEt a GouRmeT
Hanya Pecinta KuLiner.


No comments: