This is my second trip ke Sinai. Tapi kali ini lumayan asik ya karna pake nginep di hotel segala. Sama orang tua n anak2 kecil sih hehehe.. biasanya kalo ala mahasiswa sampe Sinai malem, dilanjut ndaki, liat sunrise n ga brapa lama langsung turun gunung n cabut ke tempet wisata laen kayak pantai Dahab or Sharm el Sheikh. Kaki? gempoooorrr ..
Hari Pertama :
Perjalanan lumayan lancar coz kita naik mobil berplat diplomat so ga perlu menjalani pemeriksaan yang sangat ketat. Enak ya :D. Pemeriksaan ini harus dimaklumi karna selepas kejadian bom baru-baru ini di Sinai, untuk memasuki kota ini emang cukup sulit dan musti melalui prosedur yang rumit, selain memang Sinai merupakan daerah perbatasan antara Mesir ama Israel.
Setelah melewati terowongan Suez, perjalanan yang cukup melelahkan ini jadi ga bikin capek coz di spanjang jalan kita bisa menikmati indahnya laut merah dan gunung-gunung batu yang menjulang. Jadi, smacam coast to coast getuww hehehehe.
Sekitar sparoh perjalanan, kita mampir sejenak ke 'Uyun Musa (mata air Nabi Musa) yang ada di daerah Abu Rhoudes. Memasuki kawasan Sinai, di kiri kanan jalan yang ada gurun pasir yang kering dan panas. Hanya ada bebeapa rumah penduduk yang letaknya sangat berjauhan. Padahal, di daerah Sinai ini bagi penduduk yang tak punya mobil, mreka harus pandai-pandai menumpang di mobil ataupun bus yang datang. Poor them :(
Pilihan lain, mereka harus bersusah-payah menaiki Onta atau berjalan kaki yang tentunya memakan waktu lama. Di salah satu area, ada perkebunan kurma yang tumbuh subur dan berdiri beberapa rumah penduduk yang saling berkelompok. Kalow gini, jadi inget cerita-cerita sejarah di jaman batu dulu. Selain rumah penduduk, di sepanjang gurun jugha banyak berdiri kamp-kamp militer.
Pukul 15.30 kita sampai di Sinai en menuju Hotel Morgenland. Hotelnya baguss.. view-nya gunung Sinai yang kokoh n kolam renangnya pun luas (padahal juga ga bisa renang, cuma rendem2 kaki aja hahaha). Sampe selepas maghrib kita istirahat lalu dilanjutkan dinner di hotel n jalan-jalan di Madinah Sinai (Sinai City). Di kota kecil ini, penduduk berjumlah tak lebih dari 5000 orang en mereka terbagi antara pendatang dari luar Sinai dan orang-orang pribumi (badawiyah). Sebagian besar penduduknya menggantungkan hidupnya dari para turis yang datang untuk mendaki atau sekedar berkunjung ke Gunung Sinai. Mulai dari berdagang souvenir, mendirikan penginapan, menyewakan onta atau menjadi penunjuk jalan. Para penduduk pribumi biasanya mengenakan pakaian khas ber
upa galabeya (jubah) dan para wanitanya mengenakan kerudung yang menutup wajahnya (kecuali mata).
Meski berada di tempat yang terpencil dengan batu-batuan yang terjal (bertekstur tanah kontur), Kota ini juga mempunyai fasillitas penerangan yang cukup dan beberapa fasilitas umum seperti sekolah, masjid dan pasar meskipun dengan jumlah yang sangat-sangat terbatas.
Pada bulan-bulan seperti Januari sampe Maret, salju akan turun dan mulai bulan agustus udara akan sangat panas. Dan kelebihan orang-orang pribumi di Sinai, mereka mempunyai sistem pembuatan rumah yang bisa menahan cuaca dingin maupun panas. Mereka tidak menempati imarah (flat) seperti kebanyakan penduduk Mesir, namun hanya rumah pertak dari batu dan tidak bertingkat.
Menjelang tengah malam, sekitar pukul 01.00 dini hari, biasanya petugas hotel akan membangunkan para tamu dan mengingatkan mereka untuk bersiap-siap mendaki. But, karna ada Orang tua dan anak-anak so kita hanya stay at the hotel saja. Lagian aku udah pernah mendaki sebelomnya.. cape, ngos-ngosan :D meski semua lelah terbayar stelah melihat indahnya sunrise di puncak Sinai.
Hari Kedua :
Hugghhh, ga nyenyak banged tidur malemnya coz nyamuk gunung sangat ganas en dengan tega menggigit kita :(. Gila itu nyamuk gurun ganas2 bangeeeddd. Setlah beberes rapi, kita mulei breakfast bareng-bareng di resto hotel. Sebelonnya kita udah makan nasi duluan coz
yang namanya breakfast di hotel paling cuman roti, selai, keju dan susu. Deuhhh kalow pagi perutnya indonesia banged hehehehe. Selepas breakfast kita bersiap-siap check out dari hotel skitar pukul 10.00
Perjalanan selanjutnya adalah ke kawasan lereng Sinai, dimana para turis mulai memasuki area pendakian. Tak berapa jauh sebelumnya, ada St.Katherine Airport dan toko-toko tempat menjual souvenir serta beberapa resto. Sekitar 200 meter dari area masuk, kita mampir ke makam Nabi Harun. Nabi Harun ini adalah juru bicaranya Nabi Musa karna Nabi Musa dalam sejarah diceritakan cedal (tidak jelas bicara karna cacat lidah). Di seberang jalan, terdapat patung lembu Samiri yang dulunya mengaku sebagai Nabi dan membangkang dari Musa. Patung lembu ini berada di ketinggian sekitar 10 meter dan terletak di tepi jalan.
Memasuki area pintu masuk daerah pendakian, banyak para penduduk pribumi yang menyewakan Ontanya. Ada juga yang minta 1 dolar kalow kita pengen foto bareng onta mereka *duhhh harusnya bangga donk Om ontanya difoto heheheh* Biasanya sekitar pukul 09.00 atau 10.00 lereng gunung akan ramai oleh orang-orang yang beristirahat setelah semalaman mendaki dan menikmati sunrise dari puncak Sinai.
Di puncak Sinai sendiri, ada satu bangunan masjid dan satu gereja (akurrr kan), yang membuat daerah Sinai juga dikenal dengan nama lain St.Katherine. Disini, banyak pula para penganut kristiani yang melakukan perjalanan spiritual ke puncak Sinai
Setelah puas melihat-lihat, akhirnya kita menuju mobil untuk segera menuju kembali ke Kairo. Perjalanan pulang kali ini cukup unik bagi kita karba selain bisa melihat langsung, kita juga melalui alias menyeberang terowongan Terusan Suez (Suez Canal) yang ada di Kota Ismailia. Di terusan yang menghubungkan laut mediteranian en laut merah ini, banyak kapal-kapal barang yang menyeberang baik dari benua asia ke eropa atau sebaliknya.
Well, perjalanan yang menyenangkan. :)
No comments:
Post a Comment